LATTEK PRODI

Kartika Jala Krida

Latihan praktek pelayaran muhibah/Kartika Jala Krida erupakan latihan praktek bagi Kadet Tingkat II Akademi Angkatan Laut sebagai salah satu materi ajaran dari komponen profesi dasar korps pada pola pendidikan Kadet, yang mempunyai tujuan untuk memberikan pengetahuan dan kecakapan sebagai bekal pada penugasan awal menjadi Perwira sekaligus pembentukan karakter prajurit matra laut.

Disisi lain program latihan pelayaran muhibah ini mengemban fungsi diplomasi bagi bangsa Indonesia sebagai bangsa bahari berwawasan maritim. Sedangkan keberadaan Akademi Angkatan Laut selaku badan pelaksana pusat Mabes TNI Angkatan Laut yang berperan dan memberikan kontribusi dalam penyelenggaraan pendidikan calon Perwira TNI AL tingkat akademi di masa yang akan datang. Hal ini untuk membuktikan kepada dunia bahwa TNI AL terus berkembang dalam memupuk kemampuan dan kesiapannya khususnya dalam rangka membangun TNI AL yang besar, kuat dan profesional

Kartika Jala Krida merupakan salah satu kegiatan yang senantiasa dinantikan oleh para Kadet AAL, karena dengan mengikuti kegiatan ini para Kadet AAL memiliki kesempatan untuk memperluas cakrawala pengalaman melihat dunia. Hal ini sesuai dengan motto yang selalu membanggakan bagi setiap prajurit TNI AL yaitu “Join the Navy to see the world”.

Dikko Marinir

Pendidikan Komando (Dikko) ini merupakan latihan khusus, karena didalamnya memuat materi yang beraneka ragam. Baik teori taktis maupun ketrampilan, dari ilmu ketrampilan perorangan sampai taktis satuan kecil. Yang kesemuanya itu merupakan ilmu dasar bagi prajurit komando. Latihan Pendidikan Komando ini dilaksanakan di daerah Situbondo dan Banyuwangi sekitarnya.

Dihadapkan dengan tantangan tugas ke depan yang semakin dinamis sebagai implikasi dari kecenderungan perkembangan strategis, dibutuhkan tingkat kesiapsiagaan yang tinggi dari segenap komponen kekuatan TNI AL. Dalam kaitannya dengan pelaksanaan latihan ini, khususnya Korps Marinir harus tetap dapat merealisasikan kemampuan asasinya sebagai prajurit laut pasukan pendarat termasuk melakukan peperangan di hutan sebagai bagian dari pelaksanaan perang gerilya, sekaligus dapat menampilkan kemampuannya dalam memberikan dukungan terhadap operasi keamanan dalam negeri apabila dibutuhkan.